Saturday, 31 August 2019 , Admin
Oleh : Alfiandi Nur Ilham
Istilah positivisme pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte. Menurut Comte, postivisme merupakan kajian ilmiah dan suatu tingkatan dalam perkembangan pikiran manusia. Pikiran berkembang melalui tahap-tahap teologis, metafisika, dan positivis, yang dibedakan terutama oleh metode-metode eksplanasinya. Pada tahap teologis, berbicara dalam konteks entitas supranatural seperti roh-roh dan Tuhan. Pada tahap metafisika, eksplanasi dijelaskan dalam konsep yang abstrak, kekuatan-kekuatan personifikasi dalam alam seperti hukum moral. Pada tahap positivis eksplanasi dinyatakan dalam konteks hukum-hukum yang menghubungkan fakta satu sama lain. Logika positivis menjelaskan setiap fenomena yang menurut hukum gejala itu adalah unsurnya.
Eksplanasi yang menurut Comte tidak dapat dilihat akan disingkirkan dari eksplanasi positivism, karena eksplanasi-eksplanasi demikian termasuk tahap-tahap absolute. Metode pengkajian dunia ini diterapkan untuk menjelaskan serangkaian fenomena yang membentuk materi subyek ilmu ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan berasal dari teologis, yang kemudian berkembang ke metafisika dan positivis. Kemudian, pengetahuan ilmiah manusia bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Mereka mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan lain
Menurut Comte, kemajuan pikiran seseorang ditentikan oleh gradasi dalam kompleksitas objek dari sebuah ilmu pengetahuan, yang membangun urutan hierarki ilmu pengetahuan – matematika, astronomi, fisika, kimia, dan sosiologi. Dari kesekian ilmu yang telah disebutkan di atas, Comte berpendapat bahwa sosiologi mengkaji fakta paling komleks, namun dengan generalisasi paling rendah yang mengakibatkan sosiologi belum masuk pada tahap positivis.
Ketika mempelajari astromomi, maka memengaruhi kejadian-kejadian yang ada di bumi , prinsip-prinsip astronomi harus digabungkan ke dalam hukum fisika. Hukum-hukum fisika harus digabungkan dengan kimia.
Sosiologi yang mengandalkan pengamatan sosial yang murni , bukan semata-mata sebagai pelengkap ilmu pengetahuan yang lain. Apabila suatu disiplin menjadi ilmu positivis, maka akan bereaksi dengan ilmu yang lain. Comte mengemukakan bahwa dengan mengetahui hukum-hukum evolusi manusia, yang menjadi landasan kemajuan pengetahuan ilmiah, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan akan dapat memandang masa depan yang lebih luas dan turut menyumbang gagasan-gagasan terhadap ilmu yang dikaji. Sehingga sosiologi dan ilmu yang lain dapat saling melengkapi.