ELEKTRIFIKASI PERTANIAN (ELECTRIFYING AGRICULTURE)


Sunday, 27 February 2022 , Admin

ELEKTRIFIKASI PERTANIAN (ELECTRIFYING AGRICULTURE)

Elektrifikasi pertanian atau electrifying agriculture adalah program yang digagas oleh PLN (bagian Customer Focus dan Innovative) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah dan terjangkau bagi petani. Program ini tidak hanya ditujukan untuk sektor pertanian, namun juga perikanan, perkebunan dan peternakan. Melalui program ini, PLN menyediakan jaringan listrik hingga ke lokasi pertanian. Dengan dukungan jaringan listrik yang memadai, petani dapat menggunakan peralatan listrik untuk menunjang kegiatan pertaniannya dengan aman tanpa perlu menarik kabel sendiri.

Program ini hadir untuk memasyarakatkan gerakan elektrifikasi, dimana didalamnya termasuk elektrifikasi pertanian. Selain itu, menurut (Kusuma and Rahim, 2021) program ini juga bertujuan meningkatkan penggunaan mesin-mesin pertanian berbasis listrik dan mendorong petani menjadi lebi maju dan modern. Lebih jauh lagi, elektrifikasi pertanian dikatakan dapat mengurangi jejak karbon (carbon footprint) yang dihasilkan oleh industri pertanian. Dikutip dari (Soofi, Manshadi and Saucedo, 2022), elektrifikasi pertanian berupa elektrifikasi mesin, irigasi, dan sistem pestisida di pertanian bahkan mampu mengurangi jejak karbon sebesar 20% dari subsistem hulu dalam rantai pasok makanan dan masih bisa ditingkatkan bila kita mampu mengatasi masalah transportasi dan distribusi hasil pertanian.

Bagi petani sendiri, manfaat dari elektrifikasi pertanian sangat terasa. Seperti yang terjadi pada Kelompok Tani Buah Naga (Panaba) di Banyuwangi, yang berkat elektrifikasi pertanian mampu meningkatkan produktivitasnya dari 14 ton per hektare menjadi 26 ton per hektare. Tidak hanya lebih produktif, tanaman buah naga yang berdekatan dengan lampu juga dapat berbuah di luar musim sehingga ini membantu petani mendapatkan penghasilan di lua musim berbuahnya buah naga sekaligus menjaga harga buah naga tidak anjlok ataupun tinggi di pasaran. Di Enrekang, elektrifikasi pertanian digunakan untuk menyinari tanaman bawang sehingga tidak terserang hama dan terbukti efektif dan efisien dibanding penggunan pestisida. Petani jadi tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli pestisida dan tanaman bawang yang dihasilkan juga aman dari zat kimia berbahaya.

Di luar dari banyaknya manfaat ini, kita mesti mengingat bahwa pengunaan energi haruslah bijak, utamanya di negara kita, dimana pembangkit listrik masih sangat bergantung pada pembakaran batu bara yang juga mencemari lingkungan. Jika seperti ini, bukannya mendekarbonisasi[1] sektor pertanian, kita malah menghasilkan jejak karbon yang lebih besar lagi. Akan sangat baik bila kedepannya kita dapat mentransisikan energi listrik hasil pembakaran batu bara ke energi listrik dari tenaga surya, gelombang laut, angin, hidroelektrik dan biomassa secara massif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, M. H. and Rahim, S. E. (2021) ‘The effectiveness of the new PLN mobile application in improving service quality, customer satisfaction, and electrifying lifestyle during the new normal period in Tanjung pandan city’, in IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. IOP Publishing, p. 12050.

Soofi, A. F., Manshadi, S. D. and Saucedo, A. (2022) ‘Farm electrification: A road-map to decarbonize the agriculture sector’, The Electricity Journal, 35(2), p. 107076.

 

[1] Dekarbonisasi  adalah proses pengurangan emisi karbon ke atmosfer, terutama karbon dioksida (CO2). Tujuannya adalah untuk mencapai ekonomi global rendah emisi dan mencapai netralitas iklim melalui transisi energi.