Bedah film : Buffalo Boys


Thursday, 20 March 2025 , Admin

Bedah film : Buffalo Boys

Buffalo Boys adalah sebuah film yang menyajikan cerita tentang perjuangan, dendam, dan kebangkitan rakyat dalam melawan penindasan. Berlatar di masa penjajahan Belanda di tanah Jawa, film ini menceritakan kisah dua saudara, Jamar dan Suwo, yang kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di Amerika. Mereka tidak hanya datang membawa rindu terhadap tanah kelahiran, tetapi juga amarah dan dendam atas kematian ayah mereka, seorang bangsawan yang dibunuh secara kejam oleh Kapten Van Trach, perwira Belanda yang kejam dan sewenang-wenang.

Namun, perjalanan pulang mereka berubah menjadi lebih dari sekadar balas dendam. Mereka melihat sendiri bagaimana rakyat hidup dalam ketakutan dan kemiskinan. Penjajahan tidak hanya merampas kekayaan alam dan nyawa, tapi juga merampas martabat serta keberanian masyarakat. Sebagian besar rakyat memilih diam, tunduk, bahkan merasa sudah terbiasa hidup dalam penindasan. Hal inilah yang membuat perjuangan menjadi semakin sulit bukan hanya melawan penjajah, tetapi juga membangkitkan semangat rakyat yang sudah lama padam.

Film ini menggambarkan betapa kekuasaan bisa menjadi alat penindas jika jatuh ke tangan yang salah. Tokoh Van Trach dalam film ini bukan sekadar musuh, tetapi simbol dari kolonialisme yang menggunakan kekerasan dan ketakutan untuk menguasai. Kekuasaan tersebut tidak berdiri sendiri, tapi terus hidup karena adanya ketakutan rakyat dan ketidakmauan untuk melawan. Dalam kondisi seperti ini, perlawanan menjadi satu-satunya jalan untuk mendapatkan kembali harga diri dan kemerdekaan.

Selain mengangkat tema penindasan, Buffalo Boys juga mengajak untuk merenungkan pentingnya menjaga identitas dan jati diri. Jamar dan Suwo yang lama tinggal di luar negeri justru menemukan siapa diri mereka ketika kembali ke Jawa. Mereka menyadari bahwa perjuangan yang mereka jalani bukan hanya soal membalas dendam, tetapi tentang mempertahankan kehormatan sebagai bagian dari tanah dan budaya mereka sendiri. Identitas sebagai orang Jawa, sebagai bagian dari bangsa yang merdeka, menjadi semangat utama dalam perjuangan mereka.

Film ini juga menyentil kenyataan bahwa meskipun bangsa ini telah merdeka secara politik, berbagai bentuk penjajahan modern masih terus berlangsung. Salah satunya adalah neokolonialisme ekonomi di mana kekayaan alam negeri ini dikuasai oleh pihak asing. Contoh yang sangat nyata adalah penguasaan tambang emas di Papua oleh perusahaan asing seperti Freeport. Sementara hasil tambangnya diekspor ke luar negeri, masyarakat di sekitarnya masih kesulitan mendapat pendidikan dan layanan kesehatan yang layak. Keadaan ini sangat mirip dengan apa yang digambarkan dalam film, di mana rakyat miskin dan menderita sementara kekuasaan dan kekayaan hanya dinikmati oleh segelintir orang.

Ketimpangan sosial juga menjadi tema penting dalam film ini. Dalam Buffalo Boys, hanya para pejabat dan bangsawan yang berpihak pada Belanda yang hidup dalam kenyamanan, sedangkan rakyat kecil dipaksa bekerja keras dan sering diperlakukan tidak manusiawi. Situasi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kekayaan di Indonesia dikuasai oleh 1% orang terkaya. Petani kecil sulit memiliki lahan sendiri, buruh bekerja dengan upah minim, sementara para pengusaha besar dan elit politik hidup bergelimang harta. Ketidakadilan seperti ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal bagaimana sistem masih berpihak kepada yang kuat dan menindas yang lemah.

Hal lain yang sangat menarik dalam film ini adalah gambaran tentang mentalitas tunduk. Banyak tokoh dalam film yang memilih diam karena merasa tidak berdaya. Bahkan ada yang merasa sudah biasa diperlakukan seperti itu. Fenomena ini juga bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Ketika terjadi kasus korupsi atau ketidakadilan, banyak yang hanya membahasnya di media sosial tanpa benar-benar mengambil sikap. Bahkan ada yang menganggap korupsi sebagai hal yang wajar. Sikap ini menunjukkan bahwa ketidakadilan bisa terus berlangsung bukan hanya karena ada yang menindas, tapi juga karena banyak yang membiarkannya.

Buffalo Boys bukan sekadar tontonan aksi atau balas dendam. Film ini adalah cermin dari perjuangan masa lalu yang masih memiliki makna besar untuk zaman sekarang. Penonton diajak merenung: apakah benar bangsa ini sudah merdeka sepenuhnya? Apakah rakyat sudah bebas dari ketidakadilan? Dan yang paling penting, apakah sudah cukup berani untuk melawan penindasan dalam bentuk baru?

Perjuangan Jamar dan Suwo adalah gambaran bahwa perubahan tidak bisa terjadi tanpa keberanian. Perlawanan tidak harus selalu dengan senjata, tetapi bisa dimulai dengan kesadaran, kepedulian, dan tindakan nyata. Jika terus memilih diam, maka ketidakadilan akan menjadi hal biasa. Tapi jika mulai berani bersuara, maka perubahan akan menjadi mungkin.

Buffalo Boys mengajarkan bahwa perjuangan tidak pernah selesai. Meskipun bentuk penjajahan telah berubah, semangat untuk melawannya harus tetap hidup. Film ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa tercapai jika rakyatnya sadar, berani, dan bersatu.