Kajian Keilmuan (KAIL) - Melacak Jejak Waktu: Pengantar Sejarah Sosial


Saturday, 13 April 2024 , Admin

Kajian Keilmuan (KAIL) - Melacak Jejak Waktu: Pengantar Sejarah Sosial

Melacak Jejak Waktu: Pengantar Sejarah Sosial

     Sebelum memulai materi, perlu memahami terlebih dahulu apa itu Pale Bluedot? Pale Bluedot merupakan foto planet bumi yang diambil pada tanggal 14 Februari 1990 oleh wahana antarariksa Voyager I yang diambil dari 6 miliar kilometer dari bumi. Sebutan untuk penampakan planet bumi dari jarak yang sangat jauh. Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya titik biru pucat. Karena dari jarak jauh bumi memang terlihat seperti titik biru pucat. Jika dalam ilmu Semiotika, gambar titik kecil itu menandakan simbol betapa fana bumi ini yang dimana dimaksudkan bahwa bumi kita sangat kecil dibandingkan alam semesta.

     Memulai dengan filosofis India, yang bernama Canakya dia menulis sastra kuno yang berjudul Arthasastra. Sebelum membahas lebih lanjut pembahasan ini, saya mengutip perkataan aktivis 98 Budiman Sudjatmiko zaman dahulu itu kesusahan infromasi, namun sekarang kebanyakan informasi yang dimana muncul spekulasi ada yang benar dan tidak benar. Tetapi ada satu masalah yang dari dulu tidak berubah (kemauan). Manusia sampai sekarang diberikan kemudahan teknologi, sebenarnya informasi sangat gampang dicari.

     Lanjut pembahasan sebelumnya tentang Canakya tentang Arthasastra dia menulis pada Abad ke-4 sebelum masehi, 400 tahun sebelum masehi. Karena dia seorang putra di kerajaan India terus dia menulis tentang bagaimana caranya kerajaan menjaga stabilitas ekonomi, menjaga stabilitas sosial. Sebenarnya selain dari Plato dan Aristoteles sudah banyak filsuf-filsuf lain yang membahas sosial meskipun kalau sosiologi itu lahir di Abad ke-19 jadi 1900 masehi. Jadi kalau di tarik kebelakang sudah banyak sekali. Jadi dalam ajaran Hindu ada Catursastra, dia mengajarkan tentang bagaimana berkeluarga baik, serta mengajarkan darma (kebajikan), kepuasan, ada juga perasaan saling memiliki.

     Membahas mengenai filosofis China, tokoh yang paling terkenal salah satunya itu  Laozi, Konfusius dalam filosofis China  yang merupakan pendiri agama konghucu. Konfusius mengajarkan sosial dia menyebutkan istilah-istilah misalnya (Ren) Kebajikan, jadi orang-orang itu harus berbuat baik. Ada juga istilah Xiao membahas tentang filial paiti (berbakti kepada orang tua), berbakti orang lebih tua misalnya pejabat. Selanjutnya istilah Junzi (Nable Person) yang artinya orang-orang yang memimpin harus istimewa, bangsawan, dan dapat dipercaya, pintar, relasinya bagus, intelaktualnya bagus dan lain-lain.

     Osmosis yang paham tentang retorika, di Yunani. Konon katanya pada tahun sebelum masehi di pulau Sisilia di Italia ada koloni segerombolan orang Yunani yang tinggal disitu, Kaisar Itali itu kejam, yang berperilaku sewenang-wenang. Pada suatu waktu, akhirnya  terlalu capek rakyatnya terjadilah pemberontakan ke kerajaan tersebut dan ketika runtuh kerajaan Tiran, hadirlah demokrasi. Sebelum adanya demokrasi semua tanah yang ada di kawasan tersebut dimiliki oleh para raja - raja. Pada saat demokrasi, mau mengembalikan tanah-tanah masing-masih ke warga yang ditanami. Akhirnya cara untuk mengambil tanahnya kembali dia beretorika sayangnya banyak orang-orang di zaman itu bodoh, tidak tau beretorika. Sebenarnya banyak cara tetapi tidak tahu caranya.

     Zaman dahulu ada yang bernama Coraks, dia guru di pulau Sisilia dialah yang menerbitkan makalah berjudul Technelogon. Technelogon berarti seni kata-kata, inilah pendahuluannya kaum sofis. Orang-orang filsuf yang hidup di zaman itu, sepakat bahwa Technelogon itu sebenarnya teknik kemungkinan, contohnya disebuah pengadilan ada orang kaya dituduh mencuri sapi, hadirlah pertanyaan mungkinkah ini orang kaya masih mencuri sapi, tentu tidak mungkin. Kaitannya dengan sosial bahwa ternyata dalam sosial perubahan bisa terjadi, ternyata dalam peruabahan itu, setelah terjadi perubahan. Sosial itu berhungan dinamika masyarakaat, setelah adanya perubahan, misalnya kita pernah di jajah oleh Belanda tetapi ketika sudah tidak ada masih ada sifat-sifat jajahannya contoh pada kelas pekerja yang dimana sekarang semua mau jadi PNS. Setelah perubahan sosial, ternyata masih ada keterkaitan yang erat.

     Lanjut pembahasan mengenai demokrasi, runtuh lagi demokrasi karena munculnya Raja Gelon, Raja Tirani yang runtuhkan demokrasi. Raja Gelon ini mengidap penyakit Halitosis (Bau Mulut), suatu waktu Raja Gelon ini pergi ke kerajaan lain sampainya di tempat dia ketemu dengan sang wanita di kerajaan tersebut. Langsunglah wanita tersebut bilang bau mulut terhadap raja itu, maka dengan itu kenapa tidak ada yang mengingatkan raja pada saat di tempatnya karena Kejam, siapapun yang ada berbicara dengan dia akan langsung dibunuh. Akhirnya raja tersebut dipermalukan oleh wanita tersebut, dan raja tersebut sedih dan pulang ke kerajaannya. Pada saat sampai di kerajaannya, raja memarahi istrinya karena tidak memberitahu ke pada raja bahwa dia bau mulut. Karena istri takut ketika memberi tahu, maka istrinya bilang karena kau ini satu-satunya raja yang kutemui, saya kira semua laki-laki mulutnya semua seperti itu ternyata berbeda dengan pria lain.

    Sebelum adanya kajian tentang sosiologi, perlu memahami terlebih dahulu dasar-dasar terlebih dahulu sehingga nantinya setara dengan pemateri. Tokoh Auguste Comte, itu merupakan orang lama dari sosiologi, kenapa ada sosiologi sebab di Prancis pada Abad ke 17 disitu terdapat raja yang bernama Raja Louis XVI masa kerajaanya disebut ancient regime. Pada masa kerajaan ini juga kejam serta semena-mena terhadap rakyatnya. Ada 3 ciri utama dari ancient regime yang pertama ada 3 pembagian kelas, di perancis disebut sebagai astaces. Kelas pertama yakni kelas bangsawan, kaum gereja, kaum pekerja. Ciri kedua yaitu, ada ketidak adilan kebijakan fiskal, fiskal itu pajak tapi hanya orang miskin saja yang harus membayar pajak sedangkan bangsawan tidak. Oleh karena itu terjadilah pemberontakan dan muncullah tokoh-tokoh seperti Napoleon Bonaparte dan masih banyak lagi. Setelah itu negara Prancis berubah menjadi negara demokrasi. Akhirnya menurut Augustukom hadirkan sebuah ilmu yang khusus membahas lebih spesifik mengenai yang terjadi, itulah perlu hadirnya sosiologi.

     Filsafat Moral dan Filsafat Positivisme, dua filsafat ini yang mempengaruhi sekali pada sosiologi sayangnya filsafat positivisme menang. Ada fenomena yang namanya Stockholm Syndrome, misalnya ada orang yang pacaran lalu si perempuan disiksa oleh si pria, suka dipukuli namun masih tetap ingin bersama tapi perempuan ini selalu curhat bahwa sering dipukuli tetapi akhirnya tetap bersama itulah yang disebut stockholm syndrome karena dalam kasus tersebut nantinya sulit untuk buat cerita baru. Manusia yang tersiksa ini lebih terikat ke manusia yang menyakiti. Contoh lain ialah ketika ada pencuri namun anak dibawah umur untuk disuruh untuk mencuri, sehingga nantinya ini anak selalu berbuat baik kepada sang pencuri aslinya agar nantinya tidak dipukuli oleh pencuri, lama kelamaan anak kecil ini suka kepada pencuri.

     Apakah stockholm syndrome ini gejala psikologi atau gejala sosiologi ? Gejala psikologi itu dalam diri sedangkan gejala sosiologi berasal dari luar. Menurut forum penyakit tersebut merupakan gejala psikologi yang dimana muncul sendiri dari dalam diri. Tetapi inilah kenapa sosiologi ilmu yang tidak bisa lepas dari filsafat dan ilmu psikologi. Karena saling berkaitan erat, sebab manusia yang dibahas. Jikalau dilihat dari sisi sosiologi, jikalau dilihat dari dalam diri sang anak, orang-orang yang kurang kasih sayang dengan Ayahnya terus akhirnya dia dapat tetapi akhirnya disakiti. Muncul spekulasi dari si pria bahwa adanya unsur kekerasan karena itu bukti sayang kepada si perempuan, tapi itu dari sisi sosiologi. Karena dia intersubjektif sebuah pengalaman. Misalnya Budi ini orangnya pemalu dari lahir, karena dari dalam tubuhnya memang adanya sifat pemalu kondisi tersebut dikatakan kodisi psikologi. Tetapi ketika berinteraksi misalnya Budi sudah ketemu dengan Rifqi, nah Rifqi ini orangnya sangat gagah dan pintar sekali. Akhirnya Budi semakin insecure terhadap Rifqi, inilah kondisi sosiologi karena sudah bertemu.

     Kembali ke pembahasan filsafat moral dan filsafat positivismeyang mempenagaruhi. Misalnya ada seorang nenek yang kelaparan dipinggir jalan, kalau nenek ini memakai filsafat moral dia harus dibantu karena ada rasa kasihan, ada rasa ketidak adilan, kemudian nenek ini karena lapar dia mencuri mangga akhirnya di masukkan penjara. Jikalau memakai filsafat moral dia harusnya tidak dimasukkan kedalam penjara, dia mencuri sebab hanya kelaparan saja. Tetapi kalau membahas tentang filsafat positivisme secara hukum dia memang salah kenapa dia mencuri. Jadi positivisme itu timbul dari kajian ilmiah dan harus bersifat empiris bukan dalam dri dan bukan yang berbentuk moral, yang adanya rasa kasihan. Oleh karena itu yang mempengaruhi sosiologi.

      Pertanyaan dari pemateri yaitu pertanyaan yang berbentuk filosofis yakni disebuah hutan yang sepi sekali tidak ada penghuninya, dan pada akhirnya pohon itu jatuh ke tanah. Pertanyaanya, jatuhnya pohon tersebut apakah menimbulkan suara atau tidak? Jadi pohon itu, dilihat dari alam memang menimbulkan suara tetapi yang dikatakan oleh pemateri itu sepi dan tidak berpenghuni jadi otomatis tidak ada yang mendengar suara jatuh. Karena tidak adanya orang-orang yang mendengar sehingga tidak ada suara pohon jatuh. Cuman berdasarkan hukum alam ada itu ketika sesuatu yang jatuh pasti terdengar dan menimbulkan suara. Hal ini berkaitan dengan hal-hal misalnya jika tidak ada bukan berarti saya tidak tahu. Oleh karena itu yang berkaitan dengan sosiologi cuman filsafat moral dan postivisme. 

     Pada akhirnya berseteru ini filsafat moral dan postivisme, kenapa menang filsafat postivisme sebabnya dipengaruhi oleh revolusi industri Inggris. Akhir sekarang ilmu sosiologi sangat dipengaruhi oleh filsafat postivisme yang harus empiris, karena Augustukom ini dialah yang bikin sosiologi di sosiologi positivisme. Hadirlah toko lain yang bernama Herbert Sfencer, Emnerdurkhem, Skinner, Mark Zuebber. Singkatnya Austukom ini telah menekankan bahwa sosiologi itu cuman berada di dalam ide.

     Fakta sosial Emnerdurkhem itu terbagi menjadi 2 yaitu fakta sosial material dan non material. Fakta sosial material yang berwujud contohnya arsitektur bangunan. Misalnya si A rumahnya sangat bagus dan si B tetangganya rumahnya hanya atap bambu ternyata hal itu mempengaruhi sosial. Sedangkan fakta sosial yang non material susah di rasa karena tidak berwujud contohnya yaitu perasaan egois. Perasaan egois inilah misalnya ada acara makan-makan, si A yang egois ini dia mau mencicipi semua makanan orang lain sedangkan si B yang kurang makanannya hanya dicueki karena si B ini tidak bergaul. Fakta sosial Skinner dia menggambarkan objek kajian sosiologi itu tindakan sosial. Segala perilaku itu dipengaruhi perilaku sosial misalnya ada orang yang membawa motor lewat depan orang tua harus digas secara pelan-pelan dan minimal klakson. Sedangkan perilaku sosial itu, ketika orang-orang terburu-buru seharusnya orang yang sedang membawa motor tidak harus pelan pelan ketika melewati orang tua.

     Melanjut pembahasan tentang Augustukom membahas tentang filsafat positivisme yakni karena dia berbeda dengan kita. Revolusi berpikiran Augustukom percaya pada teologis, misalnya pada orang-orang dahulu kalau ada petir atau guntur bahwa dewa sedang bersendawa. Sedangkan sekarang ternyata pikiran manusia sudah berevolusi berubah pada metafisika (kekuatan alam) kemudian ke positivisme yang dipelajari bahwa hujan terjadi karena adanya penguapan. Ada satu kisah di Standford yang dimana salah satu dosennya ini mengajak mahasiswanya untuk bereksperimen dengan cara memasukkan orang di penjara namun hanya kebutuhan eksperimen saja. Tetapi eksperimen itu terlihat sangat nyata sehingga orang-orang yang sedang di teliti tersebut menjiwai sekali perannya sehingga tahanan tersebut tersiksa dan mempunyai tekanan mental. Eksperimen tersebut mendapat kritikan dari dosen dari universitas lain dan akhirnya eksperimen tersebut diakhiri.

     Pertanyaan dari peserta forum, bagaimana hakikatnya sosiologi, itu kan sosiologi bicara soal struktur sosial atau kelas sosial yang dimana ada geng kaya dan geng miskin? Pemateri menjawab bahwa inti dari mempelajari sosial yaitu institusi sosial yang dimana mempelajari lembaga-lembaga tidak berbentuk hukum contohnya keluarga, dan berbentuk hukum contohnya LBH ( Lembaga Bantuan Hukum). Objek kajian dari sosial itu tidak berbentuk dari modal yang berbentuk uang tetapi yang berbentuk simbolik misalnya ada anak pejabat sehingga anak itu sudah pasti dipercaya karena jika dilihat dari orang tuanya sangat baik dan dipercaya sehingga reputasi dari orang tuanya menurun ke anaknya.

    Pertanyaan dari peserta forum lainnya tentang kesehatan mental, bagaimana mental health itu bisa timbul karena sosial itu membicarakan tentang segala sesuatu tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang-orang, serta bagaimana mengantisipasi akan hal tersebut ? Pemateri menjawab bahwa munculnya mental health seperti itu karena minim sekali orang dari lahir langsung terkenal mental health pasti dia sudah berinteraksi dengan orang-orang terlebih dahulu.

     Pertanyaan dari peserta forum lainnya, mana yang mempengaruhi mana kadang ada psikologi secara lahir itu psikologinya memang dari lahir tidak bisa dengan situasi sosial tetapi ada juga yang sosiologi yang membentuk psikologisnya seseorang itulah yang menurutnya ada yang mental health karena tidak siapnya psikologi seseorang  untuk hadapi itu sosiologi seperti struktur sosial. Jadi hal apa yang paling mempengaruhi? Pemateri menjawab bahwa ada kutipan dari pakar psikologis yang berisi jikalau diterowongan lalu melihat ada cahaya di ujung terowongan, maka tentu saja salah jalan. Ilmu pengetahuan itu tidak ada ujungnya sehingga mencari terus, yang paling mempengaruhi itu individu mempengaruhi masyarakat dan sebalinya atau ayam dulu atau telur dulu. Sehingga sosiologi yang mempengaruhi psikologi tetapi ada juga contoh lain misalnya Hitler yang menciptakan pembantaian Yahudi yang merupakan orang taat akhirnya terbentuklah pembantaian kepada Yahudi.

     Kesimpulannya adalah segala manusia akan berperang bagi manusia lainnya jadi persaingan ini antar kita semua, misalnya saya yang makan semua orang atau semua orang yang makan saya. Sosial itu yang berbicara tentang struktural dalam masyarakat yang dimana masyarakat akan saling berinteraksi dan hierarkinya. Jangan merasa puas untuk mencari ilmu karena ilmu itu sifatnya dinamis tetap mencari referensi-referensi lain dan semangat untuk hadir dalam kajian-kajian berikutnya.

 

Departemen Pengkajian