Potret Pertanian 4.0 (Antara Makan atau Lingkungan)


Friday, 28 January 2022 , Admin

Perkembangan zaman serta peradaban manusia yang bergerak dengan sangat cepat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara alam dan manusia. Hal tersebut menimbulkan berbagai macam dampak yang pada akhirnya harus mengorbankan diantara keduanya bahkan tidak jarang kedua-duanya. Kebutuhan manusia akan terus meningkat setiap waktu, namun di sisi lain alam yang menjadi terancam terusak akibat kebutuhan hingga kerakusan manusia itu sendiri. Masalah kerusakan alam yang dimaksud pada dasarnya tidak terlepas dari berbagai faktor yang dihadirkan oleh manusia di antaranya seperti pembabatan hutan untuk pembukaan lahan baru untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

Pertanian adalah salah satu sektor yang menjadi penopang kesejahteraan suatu bangsa sebagai penyedia kebutuhan pangan masyakarat. Tanpa hadirnya pertanian yang maju dan efisien, maka kebutuhan pangan dalam negeri yang semakin meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk tidak akan bisa terpenuhi kecuali mengandalkan produk impor. Perkembangan dan kemajuan pertanian ini sering dikaitkan dengan upaya modernisasi pertanian yakni mengubah pertanian yang notabenenya dilakukan secara tradisional menjadi lebih mengandalkan teknologi canggih sehingga lebih efektif dan efisien. Namun pada kenyataannya pertanian juga dapat mengancam kelestarian alam sebagai akibat dari lahirnya modernisasi pertanian itu sendiri.

Modernisasi pertanian yang disebut menggenjot pemenuhan kebutuhan pangan negeri dinilai dapat mengubah mindset petani menjadi hanya berorientasi pada keuntungan sebesar-besarnya tanpa menghiraukan kelestarian alam. Tentunya petani tidak sepenuhnya dapat disalahkan dalam hal ini, karena mereka menggantungkan hidupnya di sektor tersebut. Modernisasi pertanian sebenarnya memang merupakan harapan dari keberhasilan pertanian kita, hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena efektifitas serta efisiensi yang dihadirkan sangat memberi pengaruh besar dan dibutuhkan. Namun, suatu hal yang menjadi semakin terlupakan adalah bentuk pemberdayaan lingkungan yang semakin ditinggalkan akibat hadirnya modernisasi ini. Oleh karena itu, perlunya ada kesesuaian dalam hadirnya modernisasi pertanian ini dengan mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan yang menggunakan prinsip ekologi serta memerhatikan kesejahteraan masyarakat petani dapat dipadukan dengan penerapan modernisasi pertanian, sehingga dapat meminimalisir hadirnya dampakmerugikan bagi kedua pihak. Namun, mewujudkan pertanian berkelanjutan di Indonesia sendiri mengalami berbagai tekanan, mulai dari penyempitan lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ruang kota yang tidak terkendali, alih fungsi lahan pertanian) dan menurunya jumlah angkatan kerja pada sektor pertanian (Susilowati, 2016).

Menghadapi persoalan di atas beberapa negara mulai mengadopsi inovasi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan petani, produktivitas pertanian dan perekonomian sektor pangan (Chavas & Nauges, 2020). Pemanfaatan teknologi di bidang pertanian terbukti dapat menyelesaikan masalah pertanian dan mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Li et al., 2020). Namun di Indonesia upaya pemanfaatan teknologi di bidang pertanian dinilai masih rendah (Listiana, 2018 dalam Rusdiana & Maesya 2018). Masih diperlukannya integrasi kebijakan pertanian dan pemanfaatan teknologi yang memuat informasi tentang kondisi pertanian untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan berbasis teknologi.

Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Kebijakan Pertanian Indonesia dan Negara Lain:

Karakteristik Kebijakan Pertanaian

Indonesia

Negara lain

Arah Kebijakan Pertanian

Telah menerapkan pertanian berkelanjutan namun lebih fokus terhadap ketahanan Pangan.

 

Fokus terhadap kebijakan pertanian berkelanjutan

 

Teknologi

Masih menggunakan Rekayasa Genetik Pertanian

 

Sudah menggunakan beberapa teknologi yang telah digunakan (CSA, TIK)

 

Sumber: Pakpahan, 2018; Rose, 2019; Swastika, 2016

Kebijakan untuk pengembangan sektor pertanian juga memerlukan pertimbangan yang sesuai dengan kondisi permasalahan di masing-masing daerah. Wilayah satu dengan wilayah yang lain tidak memiliki permasalahan yang sama sehingga diperlukan adanya pengkajian tentang alur kebijakan agar dapat sesuai dengan peruntukannya yaitu untuk mengatasi dan memberikan solusi atas permasalahan dalam sektor pertanian. Setiap daerah juga tidak harus membuat kebijakan yang sama sebab karaktersitik dan permasalahan yang dialami pasti berbeda, utamanya pada sektor pertanian yang sangat tergantung pada bentang alam, sehingga sangat penting bagi pemerintah daerah untuk memprioritaskan permasalahan local yang dialami masyarakat dalam pembuatan kebijakan dalam rangka untuk pengembangan pertanian di Indonesia. Kebijakan yang dibuat juga lebih difokuskan untuk menjadikan pertanian berkelanjutan dengan mengikuti aspek teknologi. Selain itu, pemerintah perlu melakukan sosialisasi pada petani mengenai pentingnya memahami pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi. Perkembangan teknologi pertanian kea rah yang berkelanjutan diharapkan menjadi solusi bagi dilema antara pangan dan keseimbangan lingkungan.