Melawan Diskriminasi: Rasisme Bangsa Barat dalam Buku Bumi Manusia


Sunday, 28 January 2024 , Admin

Melawan Diskriminasi: Rasisme Bangsa Barat dalam Buku Bumi Manusia

Melawan Diskriminasi : Rasisme Bangsa Barat dalam Buku Bumi Banusia
        Rasisme atau rasialisme adalah suatu kondisi yang merasa ras diri sendiri merupakan ras yang paling tinggi daripada ras lainnya. Tindakan-tindakan yang bersifat rasisme dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, seperti perawatan medis, pengembangan sumber daya manusia, hiburan, dan lainsebagainya. Perilaku yang bersifat rasisme dapat memicu perpecahan di antara kelompok atau individu tertentu. Hal ini terjadi ketika seseorang merasa lebih unggul dan merendahkan orang lain berdasarkan ras atau ketidakmampuannya. Rasisme dapat menciptakan ketegangan dan konflik antara sesama manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan toleransi, persatuan dan menghargai keberagaman.
       

       Menurut Kencana (2014) tindakan yang bersifat rasisme timbul karena dominasi dan pandangan sosial yang membenarkan perlakuan merendahkan dan kekerasan terhadap seseorang berdasarkan warna kulit.2 Rasisme juga menimbulkan adanya superioritas dari suatu ras terhadap ras lainnya. Keunggulan bisa menimbulkan perlakuan tidak adil seperti penindasan dan diskriminasi, baik dalam hal ekonomi, politik, maupun bidang lainnya. Secara sederhana, hal ini dapat diartikan sebagai tindakan atau sikap yang mendukung atau menentang kelompok masyarakat tertentu, terutama berdasarkan identitas ras mereka. Secara ringkas, rasisme adalah sesuatu yang sangat tidak adil dan tidak manusiawi, tidak ada alasan yang dapat membenarkan perlakuan buruk terhadap seseorang hanyak karena mereka perbedaan rasa tau warna kulit yang minoritas. Setiap individu pantas dihormati dan diperlakukan dengan adil tanpa memandang rasnya. Rasisme dapat dianggap sebagai tindakan yang kurang bijaksana karena tidak memiliki dasar ilmiah dan bertentangan dengan norma-norma etika, kemanusiaan, serta hak asasi manusia. Dampaknya adalah orang dari kelompok suku bangsa lain sering mengalami perlakuan diskriminatif, hinaan, penindasan, dan bahkan tindakan kekerasan.           

      Adapun faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya tindakan rasisme, salah satunya adalah budaya dan adat istiadat, setiap daerah dapat menciptakan keragaman dalam pikiran, pemahaman, dan perasaan antargolongan. Hal itu dapat memengaruhi cara masyarakat memandang diri mereka sendiri dengan daerah lain. Setiap daerah juga memiliki budaya yang unik termasuk bahasa dan tradisi yang dapat memengaruhi cara orang beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Disisi lain, faktor penyebab rasisme juga adalah stereotip, dimana mereka meyakini bahwa setiap individu dalam suatu kelompok memiliki ciri-ciri yang serupa. Contohnya anggapan bahwa orang Sunda cenderung malas, orang dengan kulit hitam diidentifikasi sebagai kriminal, atau orang Batak sering dianggap kasar. Padahal, kenyataannya setiap orang memiliki kepribadian yang unik. Namun, individu yang terperangkap dalam stereotip tidak mampu mengakui perbedaan ini. Ketika berinteraksi dengan anggota masyarakat yang memiliki kulit hitam, misalnya, mereka cenderung memiliki prasangka bahwa orang tersebut pasti memiliki niat buruk.

     

       Secara keseluruhan, rasisme dapat diartikan sebagai sikap prasangka, diskriminasi, dan penolakan terhadap individu yang berasal dari ras yang berbeda, seperti halnya dalam buku Bumi Manusia menceritakan kisah seorang pemuda bernama Minke, Minke adalah masyarakat yang berdarah pribumi. Minke seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari teman sekolah nya yang memiliki darah Eropa. Masyarakat pribumi di hina, di tindas, dan di jadikan budak oleh bangsa Eropa karena bangsa Eropa merasa mereka jauh lebih unggul dibandingkan masyarakat pribumi yang memiliki perbedaan ras. Angka tindakan rasialisme bangsa Eropa pada zaman itu sangatlah tinggi.

     

       Tindakan yang bersifat rasisme masih terasa hingga saat ini, banyak terlihat di sekolah- sekolah. Ketika siswa yang cerdas tidak bergaul dengan siswa yang malas, begitu juga siswa yang memiliki kekayaan yang lebih menghindari siswa yang berkekurangan. Perlakuan tersebut muncul dari berbagai faktor seperti kebiasaan. Kebiasaan candaan dan yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaa yang buruk, mereka yang hanya bergaul dengan sesama atau yang sederajat dan menganggap diri mereka lebih baik dari siapapun. Hal seperti ini perlu dihindari karena dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan kualitas hidup. Membahas tentang rasisme, pasti tidak jauh dari yang namanya diskriminasi. Diskriminasi adalah ketik seseorang diperlakukan secara berbeda karena suatu dan lain hal. Menurut Theodorson (1979), diskriminasi merupakan perlakuan terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan atribut- atribut seperti suku bangsa, ras, agama, atau kelas sosial.4 Diskriminasi hanya menciptakan ketidakadilan dan ketegangan dalam masyarakat. Diskriminasi biasanya diawali dengan adanya prasangka, prasangka yang berasal dari kurangnya pemahaman, kurangnya kepedulian terhadap suatu individu atau kelompok, dan rasa takut akan perbedaan. Sumber prasangka ini juga dapat muncul dari pengamatan individu terhadap pengaruh sosial seperti yang diperoleh dari orangtua, kelurga, masyarakat, media massa, sekolah dan sumber lainnya.

       

       Contoh tindakan diskriminasi yang sering ditemukan adalah seorang perempuan tidak boleh memiliki gaji yang lebih tinggi dari pasangannya. Pandangan yang bersifat diskriminatif tersebut lahir karena adanya stereotip masyarakat yang ada sejak dahulu yang mengharuskan perempuan menghormati suaminya dalam hal finansial. Contoh tindakan diskriminasi lainnya yaitu orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS masih sering dijauhi masyarakat karena takut tertular, walaupun faktanya penyakit HIV/AIDS tidak dapat tertular langsung dan hanya dapat tertular jika berbagi jarum suntik dan melakukan hubungan seksual yang tidak aman.

     

       Perilaku yang bersifat diskriminatif dan rasisme perlu dihindari agar keseimbangan kualitas hidup antarmanusia tetap terjaga. Cara mengikis tindakan diskriminasi dan rasisme yang terjadi yaitu dengan memanfaatkan media teknologi dengan cermat, membiasakan diri tidak memandang orang dari latar belakangnya, menghormati semua suku dan ras, membiasakan diri untuk tidak menilai orang dari penampilan luarnya saja, memperkenalkan inklusivitas.

 

Karya:

A. Nurul Azizah Mahsar

Peserta LK2M XIX

 

REFERENSI

1 Suciartini, N. N. A. (2017). Urgensi pendidikan toleransi dalam wajah pembelajaran
sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(1), 12-22.

2 Satiri, I. (2018). Solusi Konflik Rasial pada Masyarakat Multikultural dalam Perspektif
Al-Qur’an (Doctoral dissertation, Institut PTIQ Jakarta).

 3 Gani, I. (2019). Konseling Multikultular Dalam Penanganan Konflik Mahasiswa. Al-
Irsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, 6(2).

4 Kian, S. H. T., & Setyawati, S. D. (2021). Mengatasi Diskriminasi Ras Melalui Organisasi
Kebudayaan. Visioner, 3(1 Juni), 310-318.