SEJARAH SOSIAL YUNANI KLASIK


Friday, 30 August 2019 , Admin

SEJARAH SOSIAL YUNANI KLASIK

Oleh : Muh. Faisal

Yunani Klasik adalah periode yang berlangsung sekitar 200 tahun (abad ke-5 dan ke-4 SM) dalam sejarah Yunani.[1] Selama periode ini, banyak wilayah Yunani yang jatuh ke tangan Persia,[2] tetapi kemudian wilayah-wilayah Yunani ini kembali merdeka. Yunani Klasik sangat berpengaruh terhadap Romawidan juga menjadi landasan peradaban Barat. Sebagian besar pemikiran politik, seni, arsitektur, pahatan, filsafat, teater, dan sastra berakar dari zaman ini. Periode Klasik kemudian digantikan oleh Periode Helenistik.

1.    Sekitar Filsafat Yunani Klasik

Filsafat Yunani Klasik lahir bukan membahas kosmosentris ( alam semesta) melainkan mengkaji manusia (antroposentris). Menurut aliran antroposentris manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak potensi seperti pikiran, pergaulan, dan sebagainya, sehingga manusia layak menjadi bagian dari filsafat dalam hidupnya, (Bertens, 1999).

Aliran yang mengawali periode Yunani klasik adalah sofisme, kata sophos berarti arif atau pandai, yaitu gelar bagi meraka yang memiliki kearifan dalam menjalani kehidupan. Periode Yunani klasik perkembangan filsafat menunjukan kepastian, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat. Zaman klasik bermula dengan Socrates, tetapi Socrates belum sampai kepada sesuatu sistem filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu. Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasaran ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etik beserta Folosofi alam yang berkembang sebelum Socrates.

2.    Letak Perbedaan Pemikiran Filosof  Yunani Kuno dan Yunani Klasik

a.       Yunani Kuno

Filsafat Yunani kuno pada akhirnya memunculkan sebuah peradaban mesopotamia. Filsafat ini lahir di Irak. Kemudian lambat laun filsafat ini menyebar lebih luas lagi didaerah Alexandria. Orang pada zaman Yunani kuno sangat menyukai mitos dan dongeng-dongeng, sehingga masyarakat dunia menganggap filsafat lahir dari Yunani. Namun lambat laun perkembangan dunia filsafat mengalami pergeseran. Tak ada lagi percaya pada mitos sehingga mereka memaksimalkan akal murni untuk menguak misteri kehidupan. Filsafat Yunani kuno lahir dengan ide yang diusungnya tentang alam. Bahwa alam berasal dari air dan akan kembali menjadi air(Mustansyir, 2009).

Tokoh-tokoh yang terkenal diantaranya Demokrates,Pythagoras, dan Thales. Kosmosentris menjadi minat mereka untuk diteliti menggunakan akal Thales bahkan dijuluki sebagai bapaknya filsafat. Sedangkan Pythagoras beranggapan lain tentang  kosmosentris. Dia menilai bahwa alam ada karena factor misteri bilangan. Ada kekuatan dan ada makna yang mendalam disetiap bilangan (Mustansyir, 2009).

b.      Yunani Klasik

Berbeda dengan filsafat Yunani kuno, tokoh-tokoh filsafat Yunani kalsik lebih senang menggunakan akal mereka untuk meneliti tentang manusia (Antrophosentris). Salah satu tokohnya yang terkenal adalah Socrates. Sayangnya, Socrates tidak meninggalkan jejak tulisan satu pun, sehingga yang mendokumentasikan riwayat hidupnya adalah Plato, muridnya.Mengenai ide Socrates itu bagus dengan mengajak kawula muda memahami hidup sebagai manusia yang beretika dan bermoral. Plato sendiri lebih sepakat bahwa hidup itu alam dan pengalaman. Tetapi ide tersebut ditentang oleh Aritoteles, muridnya, yang mengatakan bahwa realitas sesungguhnya bukan alam ide, tetapi kenyataan yang konkret. Pada zaman Aritoteles inilah, filsafat Yunani klasik mengalami masa keemasan dengan metode berfikir sistematis yang ditemukannya.

Setelah itu, filsafat Yunani kuno mengalami kemunduran dan baru berkembang lagi meski dalam kondisi yang sangat dibatasi oleh gereja setelah lima abad. Kemudian masa kegelapan terjadi meski pemikiran tokoh-tokoh filsafat bermunculan. Jika ketahuan ide filsafat mereka membawa agama maka gereja langsung melarangnya. Kebebasan berfikir pada masa ini begitu terikat dengan maunya gereja (Mustansyir, 2009).