Friday, 09 May 2025 , Admin
Pada kesempatan kali ini Departemen Hubungan Antar Lembaga telah melaksanakan Safari Lembaga dengan Himpunan diluar Fakultas Pertanian. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui diskusi ringan dengan Ikatan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IMA FEB-UH) dengan mengangkat tema “Implementasi Akuntansi Biaya dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Petani Kecil di Tengah Fluktuasi Harga Komoditas”. Melalui diskusi yang dilakukan, kami sepakat bahwa penerapan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) pada petani khususnya petani kecil saat ini masih kurang efisien. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pemahaman petani terhadap konsep akuntansi biaya.
Salah satu persoalan yang menjadi perhatian adalah bahwa mayoritas petani di Indonesia saat ini berasal dari kelompok usia di atas 40 tahun. Kondisi ini berdampak pada rendahnya pemahaman mereka terhadap pentingnya pencatatan keuangan, terutama dalam proses jual beli hasil pertanian. Tanpa pencatatan yang baik, petani sering kali tidak mengetahui secara pasti apakah pendapatan dari hasil panennya sudah cukup untuk menutup biaya produksi atau belum. Apabila petani memiliki kendali dalam menentukan harga jual, maka perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun dalam kenyataannya, harga sering kali ditentukan oleh tengkulak sehingga menyulitkan para petani untuk menetapkan harga pokok produksi yang sesuai.
Menanggapi hal tersebut, kami mengusulkan adanya pelatihan akuntansi dasar bagi petani kecil. Pelatihan ini dapat mencakup pencatatan sederhana di buku atau media lain, agar petani memiliki kemampuan dalam menghitung HPP secara mandiri. Tujuan utamanya adalah meningkatkan daya tahan petani dalam menghadapi fluktuasi harga pasar. Namun, IMA FEB juga menyampaikan realitas yang mereka hadapi saat melakukan program pelatihan pencatatan keuangan kepada pelaku UMKM. Dalam pengalaman mereka, banyak masyarakat menganggap bahwa pencatatan, baik secara manual maupun menggunakan Excel, sebagai hal yang rumit dan sulit untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.
Di sisi lain, banyak petani kecil masih berfokus pada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka cenderung menjual hasil panen hanya untuk mencukupi kebutuhan harian, sehingga pelatihan teknis seperti pencatatan keuangan dikhawatirkan tidak akan mendapatkan perhatian serius dari mereka. Walaupun demikian, adanya perkembangan teknologi saat ini dapat menjadi solusi. Berbagai platform digital atau situs web kini tersedia untuk membantu menghitung dan mencatat biaya produksi. Maka, pelatihan berbasis digital juga layak untuk dipertimbangkan. Tantangannya adalah masih banyak petani yang belum akrab dengan penggunaan teknologi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan edukatif yang lebih persuasif, sederhana, dan kontekstual agar para petani dapat lebih terbuka dan tertarik untuk mempelajari hal-hal baru.
Kesimpulannya, kegiatan Safari Lembaga ini memberikan gambaran penting bahwa persoalan penentuan HPP tidak hanya menyangkut aspek teknis semata, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek sosial, ekonomi, dan edukasi masyarakat. Kolaborasi lintas bidang antara mahasiswa pertanian dan ekonomi seperti ini sangat dibutuhkan untuk menyusun solusi yang aplikatif dan berkelanjutan
Bedah Artikel : Nenengisme dan Problemnya
Admin
24 April 2025