Pertanian dalam Balutan Revolusi Industri


Thursday, 29 April 2021 , Admin

Pertanian dalam Balutan Revolusi Industri

SUMMARY KAJIAN PROFIL PERTANIAN

 “Pertanian Dalam Balutan Revolusi Industri”

Moderator : Alfira fadillah

Pemateri : Muh Dirman

 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Revolusi Industri memiliki makna sebagai perubahan radikal dalam usaha mencapai produksi dengan menggunakan mesin-mesin baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemroses. Dalam perjalanannya, revolusi industri dimulai pada abad ke-18 dimana ditemukannya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Revolusi industri 1.0 diawali dengan  berkembangnya sektor industri di bidang industri tekstil, industri besi dan baja, dan industri transportasi. Selanjutnya revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 yang ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Penggunaan teknologi listrik yang diterapkan ke dalam teknologi transportasi dan telekomunikasi merupakan lompatan besar bagi perkembangan di sektor industri. Revolusi industri 3.0 diawali dengan munculnya teknologi informasi dan elektronik yang masuk ke dalam dunia industri yaitu sistem otomatisasi berbasis komputer dan robot. Inovasi dan kemajuan pada periode revolusi industri 3.0 yakni pada teknologi komputer, akses internet, peralatan elektronik smartphone, inovasi sistem perangkat lunak, inovasi dan pengembangan sumber energi baru.

Revolusi industri 4.0 adalah revolusi digital dan era disrupsi teknologi. Industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh 4 faktor, yakni 1. peningkatan volume data, kekuatan komputasi dan konektivitas; 2. munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3. terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; 4. perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing.

Tentunya sektor pertanian menghadapi tantangan dalam pusaran revolusi industri yang berkembang dengan pesat. Teknologi yang semakin canggih mengikis pertanian tradisional secara bertahap. Seiring dengan berkembangnya revolusi industri dimana teknologi jauh lebih canggih, masa pertanian tradisional nyaris memudar. Membajak sawah yang dulunya dilakukan oleh manusia, seiring berjalannya waktu berubah menggunakan hewan ternak, kemudian beralih lagi menjadi mesin traktor. Adanya perubahan tersebut seakan mengikis corak pertanian tradisional menjadi pertanian industri. Dampak dari pertanian industri tentunya beragam, petani dengan lahan kecil mungkin akan sulit untuk menerapkan berbagai teknologi, sebaliknya petani yang bersifat kapitalisme yang memiliki lahan luas dan sumberdaya melimpah akan memiliki peluang lebih besar untuk pengadaan teknologi pertanian yang lebih baik.

Penerapan teknologi dalam pertanian 4.0 atau pertanian presisi yakni penggunaan artificial intelligence atau sistem kecerdasan buatan, drone, block chain, big data analitik yang tentunya untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan tentunya berkelanjutan. Dalam kemajuan sektor pertanian, penggunaan teknologi canggih tentunya harus diterapkan. Olehnya itu peranan sumber daya manusia unggul di bidang pertanian sangat dibutuhkan. Sumber daya manusia yang paham mengenai seluk-beluk dunia pertanian, sumber daya lahan berupa tanah yang berguna sebagai media tanam beragam jenis tanaman, serta teknologi dan informasi yang berguna sebagai elemen penting dalam kemajuan pertanian akan sangat dibutuhkan untuk memodernisasi pertanian Indonesia kedepannya.