Digitalisasi Pertanian


Wednesday, 26 May 2021 , Admin

Digitalisasi Pertanian

SUMMARY KAJIAN PROFIL PERTANIAN

 “Daigitalisasi Pertanian”

Pemateri : Andi Muhammad Akbar Alamsyah

Digitalisasi mengacu pada penggunaan berbagai teknologi dan data digital untuk meningkatkan proses berbagai kegiatan secara efektif dan efisien. Jika menilik lebih jauh, digitalisasi hadir dan/atau diawali dengan revolusi digital sejak tahun 1980. Revolusi digital ini mengubah penggunaan teknologi mekanik dan elektronik analog menuju teknologi digital. Lantas bagaimanakah digitalisasi itu jika dikaitkan dengan pertanian? Digitalisasi pertanian secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan metode dalam segala aspek di bidang pertanian seperti pengolahan hingga pemasarannya. Perubahan yang dimaksud ialah perubahan konsep dengan memanfaatkan teknologi terkini yang relevan dengan era industri 4.0 sehingga berbagai aktivitas di bidang pertanian dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Pada dasarnya, secara praktis dapat dipahami bahwa digitalisasi ini hadir karena analisis kebutuhan dari manusia yang menginginkan kemudahan dalam proses kehidupannya. Perubahan metode dan konsep dalam pertanian telah terjadi sejak lama. Namun, sejak kapankan pertanian dikatakan mengalami proses digitalisasi? Mari kita tarik mundur ke era industri 1.0 yang telah dimulai pada abad ke-18 dimana terjadi perubahan besar-besaran dalam pertanian dengan hadirnya berbagai penemuan seperti mesin uap dan mesin bertenaga air. Kemudian, di era industri 2.0 yang dimulai pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 yang ditandai dengan hadirnya tenaga listrik. Lantas, di era industri 3.0 yang ditandai dengan perkembangan semikonduktor dan proses otomatisasi industri, komputer dan robot menjadi aktor utama. Lantas di era inilah yang menandai masuknya berbagai sektor kedalam era digitalisasi yang turut pula menjadi gerbang utama menuju era industri 4.0 ini.

Tentunya dalam banyak hal, terdapat sisi positif dan negatifnya tak terkecuali dengan hadirnya digitalisasi pertanian ini. Sebagai contoh dari sisi positifnya, digitalisasi pertanian ini memudahkan proses pengolahan pertanian dengan bantuan berbagai teknologi seperti drone. Dalam pemasarannya pun digitalisasi sangat membantu dimana hadirnya berbagai platform online yang memudahkan produk pertanian untuk dipasarkan, dan juga kemudahan dalam menemukan produk yang diinginkan dari sisi konsumen. Namun, hadir pula sisi negatifnya seperti pengikisan budaya dimana yang dulunya budaya gotong royong lestari, kini telah memudar akibat kurangnya interaksi sosial dengan tergantinya manusia dengan mesin-mesin. Disamping itu, tergantinya manusia dengan mesin-mesin pada bidang pertanian dalam hal ini buruh juga berpotensi untuk meningkatkan potensi pengangguran. Digitalisasi pertanian pada dasarnya memiliki potensi dan baik untuk diterapkan di Indonesia, tinggal bagaimana kita mengubah pola pikir guna memaksimalisasi dan mendayagunakan era digital ini sebaik mungkin.